THE BEAUTY OF “LUPA”

Saturday 4 June 2011
Lupa adalah kata yang paling ditakuti oleh seorang manusia, apalagi bilamana ia sudah memiliki umur yang bisa dikategorikan tua. Kategori lebih ekstrim adalah pikun. Lupa dalam kamus umum bahasa indonesia diartikan : HTTP://KAMUSBAHASAINDONESIA.ORG/LUPA . Bayangkan ketika dipagi hari kita bangun terlambat dan tiba-tiba saja kita lupa dimana kita menempatkan kunci  kendaraan kita. Panik ? Mungkin saja. Atau dilain pihak kita cukup tenang dan memanggil taksi untuk berangkat kerja.

Semua manusia saya yakin pernah mengalami lupa, termasuk saya pribadi. Ketika akan menuju gudang pabrik, ditengah jalan saya dicegat beberapa rekan karena ada suatu masalah dan perlu diselesaikan secara cepat karena urgent dan ketika tiba di gudang tiba-tiba saya lupa tujuan utama saya pergi ke gudang. Pada saat kembali baru saya ingat tujuan utama saya dan balik lagi ke gudang. Konyol memang tapi itu memang beberapa kali terjadi pada saya.
Tetapi bagaimana bila lupa itu disengaja ? Pernahkah kita melakukannya ? atau kita justru sering melakukannya ? Ada beberapa alasan mengapa kita sengaja lupa, mungkin karena ada suatu trauma terhadap suatu kejadian sehingga kita sengaja melupakan kejadian tersebut. Ketika saya belajar hypno therapi sekaligus hypno forensic saya diajarkan bagaimana kita mengembalikan ingatan yang sengaja kita lupakan lalu membangun struktur pikiran agar kita sanggup menerima trauma tersebut dan berkawan dengan trauma tersebut.

Ada beberapa alasan lain mengapa kita sengaja lupa, apalagi bila kita menghadapi hal yang kontradiksi sehingga kita dengan sengaja melupakan sisi lain dari kontradiksi tersebut. Ambil saja contoh output versus kualitas. Disatu sisi kualitas sudah di set up standardnya atau bahkan kualitas adalah merupakan bagian dari tuntutan produksi. Tetapi suatu ketika kita abaikan sisi kualitas dengan mengatasnamakan output sedikit dan berusaha melakukan kompromi dengan kualitas atau bahkan di suatu kasus sengaja melupakan kualitas. Basic ilmu dari mebel yang di ekspor dari negara dua musim ke negara dengan empat musim adalah kadar air atau bahasa kerennya moisture content. Maka atas nama output kita lupa bahwa kadar air adalah sesuatu yang basic sekali. Lucunya ketika kita mendapat komplain bahwa reclaim teak (istilah untuk produk jati daur ulang) yang kita kirim melengkung atau bahkan pecah, manajemen bertanya kepada bagian kualitas, mengapa hal itu bisa terjadi. Sedangkan ketika belum dikirim sudah di beritahukan bahwa barang-barang itu masih basah alias kadar airnya tinggi, tetapi dengan kebijaksanaan manajemen tingkat tinggi maka harus tetap dikirim karena di butuhkan shipment. Lupa, pura-pura lupa atau dilupakan? Entahlah.... mungkin perlu ada hypno therapi.

Ada beberapa produk penambah ingatan diantaranya ada cerebrofit, cerebrofot atau cere-cere lainya. Saya pun berencana untuk beli tapi kok mahal yah. Maklum lah gaji MO2 ga seberapa, ga jadi beli deh. Tapi mungkin untuk bapak ibu manajemen tingkat tinggi mungkin gajinya cukup untuk beli atau mungkin asuransi kesehatannya juga mencakup suplement tersebut. Kalo jamsostek sih ga ada suplement-suplement itu.  Mungkin saja kalau iklan-iklan di tivi benar, ingatan kita akan melimpah ruah dan tidak lupa bahwa selain stock, output, kualitas juga ada faktor supply dimana kalau tidak ada supply jangan kualitas dong yang jadi kambing hitam. Kan kualitas kita juga ga hebat-hebat amat kenapa masih ditawar-tawar juga. Lupa yaah.....

Bottom line (mulai deh sok bijaksana) tulisan kali ini hanya sebagai pengingat jadi ga perlu marah. Apapun itu lupa adalah manusiawi termasuk bila kita pura-pura lupa. Lakukan saja yang terbaik dan kita akan memperoleh hasil terbaik. Trauma sih boleh-boleh saja karena itu adalah salah satu alarm manusia, berkawanlah jangan dilawan.