LIVE AND DEATH

Sunday 3 April 2011
 Postingan ini sebetulnya pernah saya publish di blog saya yang lain dengan judul yang sama pada tanggal 22 Agustus 2008. Cukup lama juga, tp mudah-mudahan masih up to date.

Hari rabu tanggal 20 Agustus 2008 jam 22.20, saya baru aja pulang dari nge-net. Di gang sebelah rumah ada beberapa orang sedang kumpul2. Ternyata tetangga sebelah meninggal. Saya jadi teringat sama kakek saya yang meninggal 17 Januari 2003 silam. Emang kakek saya sempet sakit dan dirawat di RS. Telogorejo tapi apa mo dikata, Tuhan panggil dia walau sudah dirawat sekitar sebulan. Pada waktu itu, wuuiih... yang ngelayat ga' ada putus2nya. Kalo dijumlahin mungkin nyampe ribuan, ada yang dari gereja (kakek berkali2 jadi anggota majelis gereja), ada yang dari yayasan sekolah dan asrama kristen (kakek juga salah satu pengurus yayasan), ada yang dari mantan pejuang (kakek salah satu purnawirawan ABRI pangkat terakhir kapten), termasuk dari warga sekitar (kakek mantan LKMD, ketua RT, RW). Belum lagi dari rekan2 anak2 en adek2-nya; dari UNDIP, RS-RS di Semarang, laboratorium2, Kodam, Kodim bahkan AKMIL (adeknya kakek, dosen AKMIL pangkat kolonel), en etc. Pokoknya buanyak banget. Waktu itu dia dimakamkan dengan cara militer di TMP Giri Tunggal, maklum bintang jasanya seabrek-abrek, kalo gak salah minimal ada 14 biji. Keren kan.

Nah siangnya, di kantor ada semacam kuesioner dari dept HRD dan semua wajib ngisi kuesioner itu. Jadi critanya ada rencana bahwa pabrik tempat kerja saya mau pindah (ekspansi) ke tempat yang agak jauh, tapi luasnya 14 ha alias 7x lipat pabrik yang sekarang. Bisa jadi pabrik furniture terbesar se-Indonesia nih. Nah kayawan diberi beberapa opsi, yaitu di PHK dengan pesangon en ga' kerja lagi di situ, di PHK dengan pesangon tapi bisa dipekerjakan lagi dengan masa kerja mulai dari nol, ikut pindah en dapat antar jemput, ikut pindah en dapat tunjangan transport, ikut pindah en dapat kenaikan gaji atau ikut pindah en diusahakan dapat perumahan. Di situ karyawan cuma boleh memilih satu opsi yg ditawarkan. Kebanyakan pilih semuanya, dapat pesangon 2x PMTK, trus di rekrut lagi, dapat tunjangan, dapat kenaikan gaji, sukur2 dikasih rumah.

“Loh Jo, kok dua cerita itu ga' nyambung sih? Tulalit ya”

Pasti semua pada bingung kan. Ya iyalah masa ya iya dong, anak sekolah masa anak sekodong.
Inti dari 2 crita itu sih sebetulnya sederhana, Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan kulit, manusia mati meninggalkan nama. Kakek saya bukan orang kaya malah bisa dibilang sangat sederhana tapi semua anaknya jadi orang semua, ada yang jadi dokter, ada yg jadi insinyur, kerja dibank, PNS, guru. Ditambah lagi temen2nya banyak.

So guys, duit emang penting, istilahnya “money talks’, tapi saya cuma ngingetin bahwa ga' satu pun harta yang kita bawa saat kita udah mati, cuma sekedar nama baik thok.

Buat bapak2 n ibu2 di posisi atas sana, kami pun ga' hanya punya hati nurani saja tapi juga punya anak - istri atau suami yang juga masih perlu nasi.

Buat nyonyahku: jangan takut, abang tetep cari duit yg buanyak banget (segudang) bukan cm buat kamu, juga buat anak cucu nanti, tapi abang ga' mau lupa bahwa hidup manusia cm singkat alias numpang lewat. Hidup mulia, mati dikenang.

Live is not as simple as you think, it’s always about choices.
Follow your heart.

MUEEERRRDDDEEEKKKAAAAAAAAAAA………!!!!!!!!!!!!!!!!

0 komentar:

Post a Comment